KASERBU: Memahami QS Az-Zumar Ayat 53 bersama Teh Fani
Cipanas, 20 November 2024 – Kajian rutin yang digelar setiap hari Rabu kembali berlangsung di Lapang utama dengan suasana penuh semangat. Kegiatan ini menjadi agenda rutin yang selalu dinantikan oleh para siswa karena menghadirkan pembelajaran motivasi yang mendalam sekaligus menginspirasi.
Kali ini, kajian dipandu oleh Teh Fani Deskia, yang akrab disapa Teh Fani, salah satu pemateri Alumni SMA Muhammadiyah Cipanas Angkatan 2019. Acara tersebut diawali dengan pembukaan oleh sdr. Najim selaku MC dan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Neng Silmi Hafitriani
Setelah pembukaan dan pembacaan GWI, Teh Fani langsung berinteraksi dengan para siswa, membuka dengan pertanyaan yang menjadi ciri khas SMA Muhammadiyah Cipanas:
“Apa kabarnya hari ini?”
Dengan serempak, seluruh peserta menjawab penuh semangat:
“Alhamdulillah cinta Allah, cinta Al-Qur’an, tetap semangat, Allahu Akbar!”
Sapaan ini, menurut Teh Fani, bukan sekadar
formalitas, melainkan sebagai pengingat agar setiap orang selalu memulai hari
dengan rasa syukur, semangat, dan kecintaan terhadap Allah.
Sebelum masuk ke dalam inti materi, Teh Fani
mengabsen peserta dari setiap kelas. Namun, cara mengabsennya tidak biasa. Ia
memanggil setiap kelas satu per satu, memastikan kehadiran sekaligus menguji
semangat mereka. Saat kelas mereka dipanggil, jawaban mereka harus lantang
dengan seruan “Allahu Akbar!”. Suasana pun menjadi penuh semangat.
Dalam sesi inti, Teh Fani membahas QS Az-Zumar ayat
53, Ia meminta salah satu siswa untuk membaca ayat tersebut yang artinya :
“Wahai hamba-hamba-Ku yang telah berbuat melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri karena banyak melakukan kedurhakaan!
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Setelah ayat dibacakan, Teh Fani menjelaskan
maknanya:
Teh Fani menjelaskan bahwa ayat ini merupakan salah
satu bukti nyata kasih sayang Allah yang tiada batas. Pesannya adalah agar
setiap manusia, meskipun pernah berbuat kesalahan, tidak berputus asa untuk
kembali kepada Allah dan memohon ampun.
Ia kemudian menyoroti tema “melampaui batas” yang
relevan dalam kehidupan sehari-hari. Teh Fani memberikan contoh, seperti
melanggar batasan aurat yang telah ditentukan oleh syariat Islam:
Bagi laki-laki, auratnya adalah antara pusar hingga
lutut., Bagi perempuan, auratnya mencakup seluruh tubuh kecuali wajah dan
telapak tangan.
“Melanggar batasan ini,” kata Teh Fani, “bukan
hanya bentuk kedurhakaan kepada Allah, tetapi juga merugikan diri sendiri. Oleh
karena itu, batasan ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
wujud ketaatan kepada Allah.”
Sebelum menutup kajian, Teh Fani kembali memberikan
motivasi kepada siswa, mengingatkan mereka untuk selalu semangat mencintai
Allah dan Al-Qur’an. Kajian rutin ini kembali menjadi momen berharga, tidak
hanya memberikan ilmu agama, tetapi juga menguatkan semangat para siswa.
Kehadiran Teh Fani sebagai pemateri mampu menghidupkan suasana dengan gaya
penyampaian yang inspiratif dan membangun, sehingga para siswa merasa semakin
dekat dengan Allah dan Al-Qur’an.
Komentar